Kamis, 13 Mei 2010

BEDAH LAGU KELINCI UCUL



Ngubengi kuto sakteruse
Ing ndeso-ndeso
Amergo aku anggolek'i sing tak tresnani
Kelinciku ucul
Lungo mengetan suroboyo
terus nyang bali mengulon terus nyang bandung
Ora ketemu terus aku nyang jakarta
Jebul ora ketemu aduh kelinciku ojo nyikso aku
Terus bali nyang semarang
Kelinciku wus ono kandang
Walah jebulane grusa-grusu
Keburu nafsu wekasane pontang-panting
ragate akeh jebul aku kang kebanting



Lewat lagu gubahan dalang kondang Ki Nartosabdo (Alm), sebetulnya mengingatkan kepada kita semua bahwa banyak perbuatan manusia yang dilakukan dan dikerjakan di dunia itu sia-sia belaka, karena mereka hanya mengandalkan kesenangan duniawi serta mengumbar hawa nafsu belaka.

Di dalam lagu tersebut sudah jelas tergambar bahwa manusia di dalam hidupnya selalu menggunakan keahlian dan kepandaian untuk memenuhi kebutuhan materi dan kesengan dunia saja. Mereka rela pergi keliling dunia bahkan sampai keantariksa hanya untuk mencari apa yang dinamakan kebahagiaan hidup, tetapi mereka tidak menemukannya.

Di dalam memenuhi kebutuhan duniawi dan kesenangan hidup mereka tidak perduli harus berapa lama waktu yang mereka butuhkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan tetapi mereka tidak mengetahui arti kebahagian. Mereka terus mencari dan mencari sampai jatuh bangun ibaratnya tetapi sia-sia karena di dalam mencarinya hanya berdasar nafsu saja.

Pada lagu tersebut sudah jelas sebetulnya kebahagiaan manusia itu terletak pada diri mereka sendiri, tidak perlu pergi kemana-mana atau harus melakukan ritual apapun, cukup hanya dengan berserah diri dan menerima apa yang telah diberikan dan ditakdirkan Allah dengan ikhlas.

Apabila manusia sudah bisa berserah dan menerima yang didasari dengan ketaqwaan terhadap Allah SWT. maka segala kebutuhan dan keinginannya akan terkabul atau tercapai, akan tetapi kebanyakan manusia tidak percaya hal tersebut dan memilih menuruti nafsu mereka yang dianggap benar.

Memang berserah diri dan menerima apa yang telah ditentukan Allah itu tidak mudah, karena manusia sudah jadi sifat nafsu manusia yang selalu membantah dan menolak kebenaran, apalagi bila sudah terseret oleh godaan dan rayuan iblis maka mereka mengandalkan kemampuan manusilah yang bisa merubah segalanya.

Maka berhati-hatilah dan selalu waspadalah manusia di dalam hidup supaya tidak sia-sia apa yang telah dikerjakannya. Segala sesuatu yang tidak berlandaskan ketaqwaan dan tawakal kepada Allah SWT. akan jauh dari kebahagiaan.


Wallahhua'lam fisshowaaf
Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar